Euis (2004) menyatakan bahwa, bakat (Aptitude) diartikan sebagai kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar terwujud. Dalam hal ini bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan dimasa yang akan datang. Kemampuan menunjukan bahwa suatu tindakan (Performance) yang dapat dilakukan saat ini. Prestasi merupakan perwujudan dari bakat dan kemampuan. Prestasi yang sangat menonjol dalam salah satu bidang mencerminkan bakat yang unggul dalam bidang tersebut.
Bakat adalah suatu kondisi pada seseorang yang memungkinkan untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan dengan suatu latihan khusus, misalnya: berupa kemampuan berbahasa, kemampu an bermain musik dan lain sebagainya (Wijaya 1988). Bakat mengandung makna kemampuan bawaan yang masih bersifat potensial atau laten dan memerlukan pengembangan lebih lanjut (Ali 2004). Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa bakat adalah suatu kemampuan bawaan bersifat potensial, yang masih perlu diasah dan dilatih kembali agar dapat menjadi suatu kemampuan, keahlian dan keterampilan yang mumpuni.
Beberapa ahli cenderung membedakan bakat atas bakat umum dan bakat khusus. Berbakat atau gifted, diartikan sebagai bakat intelektual (baik umum atau khusus) dan talent sebagai bakat-bakat khusus, misalnya dalam seni musik atau seni rupa. Bakat-bakat tersebut, baik yang masih potensi maupun yang sudah terwujud, meliputi:
a) Kemampuan intelektual umum
b) Kemampuan akademik khusus
c) Kemampuan berpikir secara kreatif-produktif
d) Kemampuan dalam salah satu bidang seni
e) Kemampuan psikomotorik/kinestetik
f) Kemampuan psikososial atau bakat kepemimpinan
Alat tes tidak bersifat culture free, sehingga aspek budaya harus selalu dipertimbangkan karena budaya selalu berubah. Di sisi lain alat tes diharapkan dapat memberikan gambaran yang stabil dan konsisten, meskipun seorang individu juga mengalami perubahan, karena pengalaman, proses belajar, dan proses pendewasaan.
Ada sembilan aspek terkait bakat, yaitu visual, penalaran angka, verbal, urutan gambar, spasial, tiga dimensi, sistematisasi, kosakata, dan figural angka. Kesembilan aspek tersebut terjabarkan dalam bentuk subtes yang akan diperinci lebih jauh pada penjelasan berikutnya.
Aspek visual ini adalah salah satu tes yang paling dekat dalam mengukur kecerdasan ‘alami’, yaitu, kecerdasan yang di dapat saat kita dilahirkan dibandingkan dengan kemampuan yang diperoleh. Tes visual adalah salah satu langkah ‘murni’ dari bakat, pengujian penalaran Individu dengan petunjuk yang tidak memiliki kata-kata atau angka.
Aspek penalaran angka melibatkan pemahaman terkait hubungan antara angka dan mendeteksi pola. Meskipun beberapa keterampilan ilmu hitung diperlukan, tes ini mengukur potensi matematika dengan cara yang lebih luas daripada keterampilan aritmatika.
Aspek verbal yaitu keterampilan menyelidiki yang membutuhkan analisis kritis dari fakta-fakta yang diberikan, dan menuntut bahwa Individu membuat asumsi logis tentang informasi yang hanya bisa berasal dari apa yang telah diberikan selama ini, karena informasi penting tidak diberikan kepada Individu secara langsung. Aspek urutan gambar dilakukan untuk mengukur kemampuan penalaran secara kualitatif dengan menggunakan urutan gambar dengan mendeteksi komponen yang hilang.
Aspek spasial ini adalah tes yang berguna untuk mendeteksi, potensi dalam memahami masalah abstrak serta yang sering berhubungan dengan seni dan desain. Kemampuan untuk memahami rotasi bentuk dalam beberapa cara dengan mengubah hal-hal di atas dalam pikiran seseorang. Kemampuan yang relevan dengan berbagai bidang usaha di mana fleksibilitas berpikir seseorang adalah hal yang penting.
Aspek tes sistematisasi ini mengukur kemampuan untuk menganalisa dan kemampuan untuk mengorganisasi simbol dan ruang. Aspek tes Kosa Kata dilakukan mengukur kecerdasan dalam memilih dan mengekspresikan diri melalui penggunaan kata-kata, mengingat kata-kata, bentuk konsep dan ekspresi informasi serta ide-ide yang abstrak. Sedangkan aspek tes Figural Angka ini mengukur kemampuan Individu dalam aritmatika pada situasi sehari-hari. Tes Spasial digunakan untuk mengukur kemampuan dalam mendeteksi potensi diri dalam memahami masalah abstrak dalam berhubungan dengan seni dan desain. Aspek tes Tiga Dimensi mengukur kemampuan individu dalam melihat sesuatu secara lebih luas untuk melihat indikator potensi kreatif.
Aspek tes Kosa Kata digunakan untuk mengukur kecerdasan dalam memilih dan mengekspresikan diri melalui penggunaan kata-kata, mengingat kata-kata, bentuk konsep serta ekspresi informasi serta ide-ide yang abstrak Tes Figural Angka digunakan untuk mengukur kemampuan aritmatika pada situasi sehari-hari.