Kemerdekaan Belajar dalam Pembelajaran Mandiri

Apa yang dimaksud dengan kemerdekaan belajar dalam pembelajaran mandiri?Pembelajaran yang mandiri diharapkan akan dapat meningkatkan performa akademik, meningkatkan motivasi dan rasa percaya diri, meningkatkan kesadaran akan batasan dan kemampuan yang dimiliki sehingga mudah mengelola beragam potensi, serta membangun lingkungan sosial yang lebih inklusif. Dalam pembelajaran mandiri, guru lebih memposisikan diri sebagai moderator dan fasilitator dalam proses pembelajaran yang dapat membangun tiga aspek kemampuan siswa, yaitu:

1. Cognitive skills: misalnya mampu membuat hipotesis masalah, mengklasifikasi objek berdasarkan kriteria, mengkonstruksi cara berfikir untuk menyelesaikan masalah secara logis, dan lain-lain.

2. Metacognitive skills: siswa mampu mendeskripsikan dan mengidentifikasi cara mereka belajar, seperti mendengar, mengingat, mengecek kebenaran pengetahuan, menulis, dan lain-lain.

3. Affective skills: yakni keterampilan mengelola perasaan. Dalam hal ini, motivasi adalah atribut keterampilan afektif yang paling penting dalam pembelajaran independen.



Beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran mandiri, antara lain adalah:

1. Guru secara bertahap “mentransferkan tanggung jawab” (transfer of responsibility) pembelajaran kepada siswanya. Dalam hal ini guru tidak mengajar secara “top-down”, melainkan berangkat dari kebutuhan, keinginan atau respon para siswa.

2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan “self monitoring” (pengawasan mandiri). Dalam hal ini antar siswa bisa saling memberikan feedback dan setiap siswa juga dapat mengevaluasi dirinya sendiri.

3. Mendorong siswa untuk membuat modelling perilaku guru-guru mereka, misalnya modelling tentang cara guru belajar dengan cepat.

4. Memberikan feedback terhadap pekerjaan rumah (PR). 

Post a Comment

Previous Post Next Post