Pembelajaran dalam kelas (intrakurikuler) dan luar kelas (ekstrakurikuler) memiliki capaian pembelajaran, khususnya capaian kemampuan literasi baca tulis, adalah untuk menumbuhkan budi pekerti melalui pembelajaran yang menyenangkan dan ramah kepada peserta didik, sehingga menumbuhkan semangat dalam kegiatan literasi baca tulis, menumbuhkan semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan, dan memampukan setiap anak untuk terlatih berkomunikasi dan dapat bersosialisasi di lingkungannya.
Kegiatan literasi di luar kelas (ekstrakurikuler) antara lain mencakup:
1) Penyediaan bahan bacaan di perpustakaan sekolah. Jenis bacaan yang beragam dapat memperluas pengetahuan terhadap banyak hal sehingga peserta didik dapat melihat berbagai kesempatan dan memiliki lebih banyak pilihan.
2) Penggunaan alat peraga dan permainan edukatif yang menggunakan teks, misalnya, scrabble untuk memperkaya kosa kata peserta didik. Permainan dan alat peraga dapat menstimulasi peserta didik untuk belajar banyak hal tanpa merasa terbebani.
3) Pemanfaatan media teknologi informasi (gawai) dalam kegiatan baca-tulis dengan bimbingan guru. Media digital menyediakan banyak sumber belajar, baik dari segi jumlah, maupun ragam sehingga dapat memperkaya bahan pembelajaran.
4) Program dan aktivitas literasi yang menyenangkan, baik di dalam, di luar kelas, maupun di luar sekolah yang dapat membuat peserta didik dan guru terlibat langsung di dalamnya, misalnya, perkemahan menulis, bedah buku, dan peluncuran buku, melakukan kunjungan ke perpustakaan daerah, pameran buku, dan penerbit buku setempat.
5) Penyediaan sudut baca di kelas. Dengan begitu, peserta didik dapat memanfaatkan waktuwaktu tertentu untuk membaca di kelas, misalnya, ketika guru belum datang. Tersedianya bahan bacaan di kelas pun akan lebih memudahkan peserta didik untuk mencari referensi ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Adapun buku-bukunya merupakan sumbangan dari peserta didik di kelas tersebut.
6) Guru memilihkan buku yang layak untuk peserta didik. Tiap buku memiliki tingkat keterbacaan yang berbeda. Begitu pula dengan kemampuan peserta didik untuk memahami bacaan. Oleh karena itu, perlu pendampingan dari guru untuk memilihkan bahan bacaan yang tepat, baik dari segi bahasa maupun isi cerita, sesuai dengan kondisi psikologis dan tingkat pemahaman peserta didik. Jika peserta didik membaca bahan bacaan yang seusai dengan kondisinya, peserta didik dapat merasakan kenikmatan membaca. Dengan begitu, minat bacanya pun akan semakin meningkat.
7) Pembentukan Klub Membaca. Klub Membaca merupakan ajang orang-orang yang menyukai cerita dan buku dan ingin membantu anak-anak tumbuh untuk menyukai membaca. Siapa saja dapat melakukan ini dengan syarat mau belajar tentang dunia cerita dan buku anak-anak di klub membaca. Kegiatan Klub membaca di sekolah merupakan kegiatan untuk menumbuhkembangkan literasi baca tulis anak. Topiknya mencakup semua bidang sehingga dapat juga mengembangkan kemampuan literasi sains, literasi numerasi, literasi finansial, literasi digital, dan literasi budaya & kewargaan.