Model Pembelajaran Blended Learning

 Model pembelajaran blended learning (campursari) yaitu model pembelajaran yang mengombinasikan pembelajaran tatap  muka (syncronous) dengan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi (asyncronous). Kini ditengah pandemic covid-19 model ini menjadi trend di seluruh dunia.

Pembelajaran Campursari (blended learning/hybrid course or "mixed learning") mengacu kepada suatu model pembelajaran yang mencampur unsur-unsur belajar yang berbeda. Unsur-unsur belajar yang dimaksud bisa mencakup lingkungan, strategi, metode atau unsur belajarlainnya. Pengertian belajar campursari bisa memiliki arti spesifik tergantung pada kontekspenggunaannya, misalnya mencampur antara pembelajaran secara tatap muka dengan pembelajaranjarak jauh, bisa disebut pembelajaran campursari. Pembelajaran campursari juga bisa mengombinasikan antara pembelajaran secara tepat waktu dan pembelajaran tertunda (mixing synchronous and asynchronous instruction). Pada dasarnya tidak ada batasan tentang unsur apa saja yang dikombinasikan dalam pembelajaran campursari. Berbagai model pembelajaran yang mengombinasikan dua hal yang berbeda sudah bisa disebut pembelajarann campursari. Tidak ada konsensus terkait apa yang harus dicampur, misalnya termasuk media yang berbeda, pendekatan pedagogi yang bervariasi, ataukah mencampur teori dan prinsip belajar tertentu dengan cara-cara praktis. Pokoknya mencampur dua atau lebih sesuatu unsur belajar sudah termasuk pembelajaran campursari ("two or more different kinds of things that can then be mixed".

Model pembelajaran campursari dapat mengombinasikan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi, dan model seperti ini sedang menjadi trend di seluruh dunia. Pembelajaran campursari memanfaatkan teknologi komputer, internet, ponsel (smartphones), saluran televisi satelit, video konferensi, dan media elektronik lainnya sedang berkembang saat ini. Melalui pembelajaran campursari siswa dan guru bisa berkolaborasi meningkatkan kualitas pembelajaran. Jadi tujuan dilaksanakannya pembelajaran campursari adalah memberikan kesempatan yang disesuaikan dengan realita dan pertimbangan praktis yang ada agar siswa dan guru dapat mengembangkan cara belajar yang independen, berguna, berkesinambungan dan terus berkembang.

Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan terkait dengan pembelajaran campursari? Pembelajaran campursari bisa berlangsung dengan baik apabila didukung oleh ketersediaan infrastruktur, sumber belajar, lokasi siswa, kesiapan guru dan kesiapan siswa, serta kompetensi apa yang dipelajari. Misalnya pembelajaran Bahasa Inggris menggunakan pembelajaran campursari bisa dilaksanakan apabila tersedia infrastruktur (seperti komputer dan ponsel), tersedia sumber belajar (seperti CD atau kaset), lokasi siswa terjangkau oleh akses telepon dan internet, gurunya siap dan siswa juga sudah melek digital, serta sudah dipilih kompetensi yang akan diajarkan secara campursari. Sehingga pembelajaran Bahasa Inggris campursari tersebut misalnya dilakukan dengan cara sebagai berikut; semua pemberian contoh, penjelasan, kesimpulan dan aktivitas mendengarkan, ekspresi ucapan, dan sejenisnya (listening comprehension, oral expression) dilakukan di dalam kelas, sedangkan kegiatan yang berbasis pada aktivitas membaca dan menulis (reading comprehension, essays writing) dilakukan secara online.

Jika karena berbagai alasan kegiatan online tersebut tidak dapat dilakukan misalnya karena tidak

tersedia akses internet, maka pembelajaran campursari tetap dapat dilaksanakan dengan

melaksanakan kegiatan secara offline dengan memanfaatkan software pemebelajaran yang

sengaja dirancang untuk itu. Software pembelajaran adalah salah satu unsur yang seringkali

digunakan dalam pembelajaran campursari.

Berikut ini persyaratan yang sebaiknya diperhatikan jika kita memanfaatkan sotware

pembelajaran. Agar efektif software pembelajaran harus memenuhi empat karakteristik yaitu;

presentability, accountability, customizability, and extensibility, (PACE)

Menurut (Paniagua & Istance, 2018), ada tiga bentuk utama dari model pembelajaran campursari

(blended learning), yaitu:

• The inverted/flipped classroom, dimana peserta didik mempelajari materi terlebih dahulu

dan kemudian guru melakukan konfirmasi/klarifikasi terkait pemahaman yang sudah

dimiliki peserta didik.

• The lab based model, dimana sekelompok peserta didik melakukan rotasi (bertukar

tempat) antara laboratorium sekolah dan ruang kelas melakukan interaksi dengan guru

terkait materi yang sedang dipelajari.

• ‘in class’ campuran, dimana setiap peserta didik mengikuti jadwal pembelajaran daring

(online) dan tatap muka di kelas.

Apa alasan kita memilih menggunakan pembelajaran campursari? Kita memilih pembelajaran

campursari karena model pembelajaran ini memiliki beberapa kelebihan. Pertama, pembelajaran

campursari menyediakan berbagai macam pilihan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan

kuantitas dan kualitas interaksi dalam proses pembelajaran. Kedua, pembelajaran campursari


juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bisa belajar mandiri dan belajar bersama-

sama. Selain itu, ketiga, siswa dapat berinteraksi kapan saja, di mana saja dengan


memanfaatkan komputer dan teknologi jaringan. Keempat, pembelajaran campursari

memberikan komposisi campuran yang bagus antara interaksi dan teknologi, yang sesuai dengan

kondisi sosial masyarakat informasi. Kelebihan yang kelima, pembelajaran campursari

memberikan pilihan yang strategi belajar yang sangat cocok dengan sistem pembelajaran jarak

jauh (distance learning), sehingga mudah diakses. Keenam, pembelajaran ini juga bisa

menghemat biaya pendidikan baik bagi lembaga pendidikan atau bagi siswanya. Ketujuh,

pembelajaran ini menawarkan jadwal dan waktu yang fleksibel.



Disamping itu tentu saja model pembelajaran campursari ini juga memiliki beberapa

keterbatasan, diantaranya; memerlukan infrastruktur seperti komputer dan akses internet,

memerlukan keterampilan menggunakan teknologi bagi guru dan siswa, siswanya harus memiliki

berbagai keterampilan belajar seperti terampil belajar mandiri, belajar bersama secara kelompok

dalam dunia nyata maupun dunia maya.

Apakah instansi Anda sudah menerapkan model pembelajaran campur sari (blended learning)?

Model pembelajaran apa yang digunakan: flipped, lab based, atau in class?

Post a Comment

Previous Post Next Post