Stadion yang Menggelorakan Perjuangan

Kalau bicara soal perkembangan dunia olahraga di Kota Surabaya, tentu tak bisa dilepaskan dari keberadaan Stadion Gelora 10 Nopember. Stadion legendaris ini, dibangun tahun 1951 sebagai salah satu jati diri bagi warga Kota Pahlawan yang pernah melahirkan segudang atlet berprestasi.
Stadion ini juga tak bisa dipisahkan oleh perjalanan sejarah arek-arek Suroboyo dalam membangun kotanya. Tentunya, stadion itu dibangun dengan biaya yang cukup besar-untuk ukuran zamannya. Salah satu event nasional yang kali pertama digelar di stadion berkapasitas 30 ribu tempat duduk tersebut, adalah perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) VII tahun 1969.
Selebihnya stadion yang menjadi basecamp kesebelasan kebanggaan warga Surabaya, Persebaya itu acapkali dijadikan tempat pertandingan persahabatan sejumlah tim kelas dunia, seperti AC Milan dari Italia, Sampdoria dari Italia, dan PSV Eindhoven asal Belanda. Begitu pula, stadion yang dijadikan cagar budaya ini pernah dikunjungi petinju legendaris, Mohammad Ali di tahun 1970-an.
Tidak hanya itu, di era 1980-an fasilitas yang ada di stadion itu juga sering dipakai sebagai pentas konser musik, misalnya festival musik rock nasional, tempat mangung soneta grup bersama Rhoma Irama, kelompok musik Kantata Takwa, dan seterusnya.
Secara fisik, kini stadion yang menyandang kategori C Plus tersebut memang tidak memenuhi syarat untuk perhelatan kelas nasional maupun internasional. Hal ini, selain area di sekitarnya sudah tidak menunjang karena sempitnya lahan parkir juga jalan akses ke kawasan tersebut terlalu padat.
Sebagai penggantinya telah berdiri Stadion Bung Tomo yang berada di kompleks Surabaya Sport Center (SSC). Stadion bertaraf internasional yang diresmikan pada tahun 2010 itu memang lebih memenuhi syarat untuk perhelatan kelas internasional dengan area di sekitarnya yang mempunyai area parkir luas dan akses jalan tidak padat.

Sumber: Surabaya in The Book, 2009.

Post a Comment

Previous Post Next Post