Siapa Anak Disabilitas Pendengaran (ADP)?

 Anak adalah amanah sekaligus karunia dari Tuhan yang perlu kita syukuri, kita jaga, lindungi, didik, dan kembangkan seluruh potensinya, termasuk Anak Disabilitas Pendengaran (ADP). Setiap orang tua pasti mengharapkan anaknya lahir dalam keadaan sempurna, Ayah Bunda tidak perlu berkecil hati dengan ADP. Penerimaan Ayah Bunda sangat menentukan masa depan mereka.

Membesarkan ADP adalah pengalaman yang menantang bagi setiap orang tua ataupun bagi anak itu sendiri. Orang tua perlu memastikan ADP mendapatkan dukungan yang tepat untuk mengembangkan potensi penuh mereka. Orang tua harus bisa semaksimal mungkin membantu mereka bisa berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

Karakteristik perilaku ADP pada dasarnya tidak berbeda dengan anak dengar dari segi intelegensia dan perkembangan fisiknya. Perilaku ADP yang berbeda adalah hambatan dalam mengekspresikan emosi dirinya serta komunikasi sosialnya.

ADP cenderung merasa cemas berada di lingkungan sosial, mudah tersinggung dan terkadang merasakan kurang nyaman berada di lingkungan yang berbeda. Semakin meningkatnya usia mereka, maka dibutuhkan komunikasi sosial yang lebih interaktif.

Pada usia setingkat PAUD, ADP perlu dipersiapkan untuk bisa mengungkapkan diri terutama dalam berinteraksi dengan orang lain. Seperti, pada keluarga besarnya, teman seusianya, ketika memasuki lembaga PAUD, serta hidup bermasyarakat.

Siapa Anak Disabilitas Pendengaran (ADP)?

ADP adalah seseorang yang mengalami gangguan pendengaran, baik sebagian atau seluruhnya, dan biasanya mengalami hambatan dalam berbicara dan berbahasa. Secara sosial budaya ADP bukan merupakan kecacatan, bukan pula disabilitas fisik, walaupun sebagian besar masyarakat menilai ADP adalah anak yang tidak bisa mendengar. Mereka adalah kelompok minoritas linguistik pengguna bahasa isyarat.

Anak Disabilitas


Berdasarkan kemampuan berkomunikasinya ADP dibedakan mulai dari yang tidak bisa bicara sampai cukup lancar berbicara.

1. Kurang dengar. Indera pendengar masih bisa digunakan untuk menyimak cakapan seseorang dan mengembangkan kemampuan bicara

2. Tuli. Sudah tidak bisa mengembangkan kemampuan bicara, namun masih bisa digunakan untuk suplemen pada penglihatan dan perabaan.

3. Tuli total. Mereka sama sekali sudah tidak bisa mendengar sehingga tidak dapat digunakan untuk menyimak atau mengembangkan bicara.

Post a Comment

Previous Post Next Post