Surabaya, sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia, memiliki sejarah yang panjang dan kaya yang menjadikannya sebagai pusat perdagangan, budaya, dan pendidikan. Kota ini tidak hanya dikenal sebagai ibu kota Provinsi Jawa Timur, tetapi juga memiliki peran penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Sejarah Surabaya dimulai sejak zaman kerajaan-kerajaan besar di Indonesia dan terus berkembang menjadi kota metropolitan modern yang kita kenal sekarang.
Pada masa awal, Surabaya sudah dikenal sebagai pelabuhan penting yang menjadi pusat perdagangan di Jawa Timur. Nama "Surabaya" diperkirakan berasal dari legenda pertempuran antara ikan Sura (ikan hiu) dan Baya (buaya). Legenda ini melambangkan perjuangan dua kekuatan besar, yang menjadi simbol dari kekuatan dan keberanian kota ini. Seiring waktu, nama Surabaya pun menjadi identik dengan kota yang berkembang pesat di kawasan pesisir timur Pulau Jawa.
Pada abad ke-14, Surabaya berada di bawah pengaruh kerajaan Majapahit, kerajaan besar yang memerintah sebagian besar wilayah Nusantara. Sebagai pelabuhan utama di pesisir Jawa Timur, Surabaya menjadi jalur penting dalam perdagangan rempah-rempah antara Indonesia dan negara-negara lain. Surabaya juga dikenal sebagai salah satu pusat penyebaran agama Islam di Jawa Timur pada masa itu. Ketika Majapahit mulai runtuh, Surabaya tetap mempertahankan posisinya sebagai kota perdagangan yang vital.
Pada abad ke-16, Surabaya menjadi bagian dari Kesultanan Mataram, salah satu kerajaan Islam terbesar di Jawa. Kesultanan Mataram membawa pengaruh besar terhadap perkembangan kota ini, terutama dalam bidang budaya dan agama. Seiring dengan berkembangnya agama Islam, banyak masjid dan pesantren didirikan di Surabaya, yang menjadikannya sebagai pusat pendidikan dan agama di Jawa Timur.
Kedatangan bangsa Eropa, khususnya bangsa Portugis dan Belanda, pada abad ke-16 mengubah wajah Surabaya. Surabaya mulai menjadi pusat perdagangan internasional, yang menarik perhatian Belanda untuk menguasainya. Pada tahun 1624, Belanda melalui Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) mengambil alih kekuasaan di Surabaya. Kota ini kemudian menjadi pelabuhan utama bagi Belanda di Jawa Timur, yang memperlancar jalur perdagangan rempah-rempah ke Eropa.
Namun, Surabaya tidak sepenuhnya tunduk pada penjajahan Belanda. Pada abad ke-18, terjadi perlawanan dari rakyat Surabaya terhadap penjajahan Belanda. Salah satu perlawanan yang terkenal adalah Perang Diponegoro (1825-1830), di mana rakyat Jawa, termasuk Surabaya, ikut terlibat dalam perjuangan melawan kolonialisme Belanda. Meskipun pada akhirnya Belanda berhasil menguasai Surabaya, perlawanan rakyat ini menunjukkan semangat perjuangan yang kuat.
Pada awal abad ke-20, Surabaya semakin berkembang sebagai kota industri dan perdagangan. Kota ini menjadi salah satu pusat ekonomi penting di Pulau Jawa. Selain itu, Surabaya juga menjadi pusat pergerakan nasional untuk meraih kemerdekaan dari penjajahan Belanda. Organisasi-organisasi pergerakan nasional mulai bermunculan di Surabaya, dan kota ini menjadi tempat berkumpulnya pemimpin-pemimpin besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Salah satu peristiwa penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia yang terjadi di Surabaya adalah pertempuran 10 November 1945. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, pasukan Sekutu yang datang ke Indonesia dengan tujuan untuk melucuti senjata Jepang, justru terlibat dalam pertempuran sengit dengan para pejuang kemerdekaan Indonesia di Surabaya. Pertempuran ini menjadi simbol perlawanan Indonesia terhadap penjajahan dan di kemudian hari diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Setelah pertempuran 10 November, Surabaya menjadi kota yang semakin dikenang sebagai simbol perjuangan kemerdekaan. Kota ini mengalami banyak perubahan besar selama masa perjuangan, dan setelah Indonesia merdeka, Surabaya menjadi kota yang terus berkembang pesat. Infrastruktur dan sistem pemerintahan kota semakin baik, dan Surabaya pun menjadi salah satu pusat ekonomi terbesar di Indonesia.
Pada tahun 1950-an, Surabaya mulai bertransformasi menjadi kota modern dengan banyak pembangunan infrastruktur dan fasilitas publik. Jalan-jalan utama di Surabaya diperlebar, dan kawasan perdagangan serta industri mulai tumbuh. Di tengah perkembangan pesatnya, Surabaya juga tetap mempertahankan nilai-nilai budaya lokal, dengan banyak bangunan-bangunan kuno dan situs sejarah yang masih bertahan hingga kini.
Di era 1970-an dan 1980-an, Surabaya mengalami pertumbuhan ekonomi yang luar biasa, terutama di sektor industri dan perdagangan. Banyak pabrik-pabrik besar yang dibangun di Surabaya, menjadikan kota ini sebagai salah satu pusat industri terbesar di Indonesia. Surabaya juga menjadi salah satu kota pelabuhan terpenting di Indonesia, dengan Pelabuhan Tanjung Perak sebagai salah satu pelabuhan utama yang melayani ekspor-impor barang.
Memasuki abad ke-21, Surabaya terus bertransformasi menjadi kota metropolitan yang modern. Infrastruktur kota semakin berkembang dengan adanya pembangunan gedung-gedung pencakar langit, pusat perbelanjaan, dan fasilitas umum lainnya. Pemerintah kota Surabaya juga aktif dalam meningkatkan kualitas hidup warganya dengan berbagai program sosial, pendidikan, dan kesehatan. Surabaya kini tidak hanya menjadi pusat ekonomi dan industri, tetapi juga menjadi destinasi wisata yang menarik dengan berbagai objek wisata sejarah dan budaya.
Kehidupan sosial dan budaya di Surabaya sangat beragam, mencerminkan keberagaman masyarakatnya. Berbagai suku, agama, dan budaya hidup berdampingan di kota ini, menjadikan Surabaya sebagai kota yang kaya akan tradisi dan budaya. Festival-festival budaya, seperti Festival Surabaya, sering kali diadakan untuk merayakan kekayaan budaya kota ini. Makanan khas Surabaya, seperti Rujak Cingur dan Sate Klopo, juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan.
Surabaya juga dikenal dengan reputasinya sebagai kota pendidikan. Banyak universitas dan sekolah tinggi yang ada di kota ini, menjadikannya sebagai pusat pendidikan di Jawa Timur. Sebagai kota yang maju, Surabaya memiliki berbagai fasilitas pendidikan yang memadai untuk mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kota ini juga menjadi tempat berkumpulnya para mahasiswa dan profesional dari berbagai daerah di Indonesia.
Meskipun Surabaya mengalami banyak perkembangan pesat, tantangan terbesar yang dihadapi oleh kota ini adalah masalah kemacetan lalu lintas, polusi udara, dan kesenjangan sosial. Namun, pemerintah kota terus berusaha untuk mengatasi masalah-masalah tersebut dengan berbagai program perencanaan kota yang berkelanjutan. Pembangunan transportasi publik, pengelolaan sampah yang lebih efisien, serta peningkatan kualitas lingkungan hidup menjadi prioritas dalam visi pembangunan Surabaya ke depan.
Secara keseluruhan, sejarah Surabaya adalah cerminan dari perjalanan panjang bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan dan modernitas. Dari kota pelabuhan yang kaya akan sejarah perdagangan hingga menjadi salah satu kota metropolitan terbesar di Indonesia, Surabaya terus bertransformasi dengan tetap mempertahankan nilai-nilai sejarah dan budayanya. Ke depan, Surabaya diharapkan dapat terus berkembang sebagai kota yang lebih baik, ramah, dan berkelanjutan, serta menjadi contoh bagi kota-kota besar lainnya di Indonesia.