Paradigma Situasi Dilema Etika

 Dalam keterampilan pengambilan keputusan seringkali berbagai kepentingan saling bersinggungan, dan ada pihak-pihak yang akan merasa dirugikan atau tidak puas atas keputusan yang telah diambil. Perlu diingat bahwa kegiatan pengambilan keputusan adalah suatu keterampilan, semakin sering kita melakukannya maka semakin terlatih, fokus, dan tepat sasaran. Sesulit apapun keputusan yang harus diambil untuk permasalahan yang sama-sama benar, sebagai seorang pemimpin , kita perlu mendasarkan keputusan kita pada 3 unsur yaitu berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil, sebagaimana digambarkan dalam gambar berikut:



Dalam menjalankan perannya, tentu seorang pemimpin di sekolah akan menghadapi berbagai situasi dimana ia harus mengambil suatu keputusan dimana ada nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama benar, namun saling bertentangan. Situasi seperti ini disebut sebagai sebuah dilema etika. Disaat itu terjadi, keputusan mana yang akan diambil? Tentunya ini bukan keputusan yang mudah karena kita akan menyadari bahwa setiap pengambilan keputusan akan merefleksikan integritas sekolah tersebut, nilai-nilai apa yang dijunjung tinggi oleh sekolah tersebut, dan keputusan-keputusan yang diambil kelak akan menjadi rujukan atau teladan bagi seluruh warga sekolah dan lingkungan sekitarnya.

Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini:

Individu lawan kelompok

Dalam paradigma ini ada pertentangan antara individu lawan sebuah kelompok yanglebih besar di mana individu ini juga menjadi bagiannya. Paradigma ini, bisa jugaberhubungan dengan konflik antara kepentingan pribadi lawan kepentingan orang lain,atau kelompok kecil lawan kelompok besar.

‘Individu’ di dalam paradigma ini tidak selalu berarti ‘satu orang’, tapi dapat juga berartikelompok kecil dalam hubungannya dengan kelompok yang lebih besar. ‘Kelompok’dalam paradigma ini dapat berarti kelompok yang lebih besar lagi, bisa berarti kelompokmasyarakat kota yang sesungguhnya, tapi juga bisa berarti kelompok sekolah, sebuahkelompok keluarga, atau keluarga Anda.

Dilema individu melawan kelompok adalah tentang bagaimana membuat pilihan antaraapa yang benar untuk satu orang atau kelompok kecil, dan apa yang benar untukkelompok yang lebih besar. Sebagai guru terkadang kita juga harus membuat pilihanseperti ini di dalam kelas. Satu kelompok membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengerjakan sebuah tugas, sementara ada kelompok lain yang dapat menyelesaikannyadengan lebih cepat sehingga mereka sudah siap untuk masuk ke pelajaran berikutnya,apakah keputusan yang akan diambil oleh guru? Dalam situasi ini, guru mungkinmenghadapi dilema individu lawan kelompok.

Rasa keadilan lawan rasa kasihan

Dalam paradigma ini, pilihannya adalah antara mengikuti aturan tertulis atau tidakmengikuti aturan sepenuhnya. Kita bisa memilih untuk berlaku adil denganmemperlakukan hal yang sama bagi semua orang, atau membuat pengecualian denganalasan kemurahan hati dan kasih sayang.

Terkadang memang benar untuk berpegang teguh pada peraturan, tapi terkadangmembuat pengecualian juga tindakan yang benar. Pilihan untuk menuruti peraturandapat dibuat berdasarkan rasa hormat terhadap keadilan (atau sama rata). Pilihan untuk membengkokkan peraturan dapat dibuat berdasarkan rasa kasihan (kebaikan) Misalnyaada peraturan di rumah, Anda harus ada di rumah pada saat makan malam. Misalnyasuatu hari Anda pulang ke rumah terlambat karena seorang teman membutuhkanbantuan Anda. Situasi ini dapat menunjukkan dilema keadilan lawan rasa kasihan,terhadap orang tua Anda. Apakah ada konsekuensi dari melanggar peraturan tentangpulang ke rumah tepat waktu untuk makan malam, atau haruskah orang tua Andamembuat pengecualian?

Kebenaran lawan kesetiaan

Kejujuran dan kesetiaan seringkali menjadi nilai-nilai yang bertentangan dalam situasidilema etika. Kadang kita harus memilih antara jujur atau setia (atau bertanggung jawab)kepada orang lain. Apakah kita akan jujur menyampaikan informasi berdasarkan fakta atau kita akan menjunjung nilai kesetiaan pada profesi, kelompok tertentu, atau komitmen yang telah dibuat sebelumnya.

Pada situasi perang, tentara yang tertangkap terkadang harus memilih antara mengatakan yang sebenarnya kepada pihak musuh atau tetap setia kepada teman tentara yang lain. Hampir dari kita semua pernah mengalami harus memilih antara mengatakan yang sebenarnya atau melindungi teman (saudara) yang dalam masalah. Ini adalah salah satu contoh dari pilihan atas kebenaran melawan kesetiaan

Jangka pendek lawan jangka panjang

Paradigma ini paling sering terjadi dan mudah diamati. Seringkali kita harus memilih keputusan yang kelihatannya terbaik untuk saat ini atau yang terbaik untuk masa yang akan datang. Paradigma ini bisa terjadi pada hal-hal yang setiap harinya terjadi pada kita, atau pada lingkup yang lebih luas misalnya pada isu-isu dunia secara global, misalnya lingkungan hidup dan lain lain.

Sebagai orangtua, kita seringkali harus membuat pilihan ini, contohnya: ketika kita harus memilih antara seberapa banyak uang untuk digunakan sekarang dan seberapa banyak untuk ditabung nanti. Pernahkah Anda harus memilih antara menggunakan uang anda untuk makan favorit Anda atau berlatih instrumen musik atau berolahraga? Bila iya, Anda telah membuat pilihan antara jangka pendek melawan jangka panjang.





Post a Comment

Previous Post Next Post