Mengapa Sahabat perlu membuat rencana pembelajaran? Bukankan zaman semakin mudah dengan hadirnya teknologi digital? Tidak ada salahnya melakukan persiapan dengan membuat rencana pembelajaran. Karena Sahabat memiliki tanggung jawab mendidik siswa yang akan menghadapi masa depannya sendiri.
Lalu bagaimanakah rencana pembelajaran dengan media digital yang ideal? Sahabat harus ingat, bahwa dalam teknologi pembelajaran tidak ada media yang generik untuk berbagai situasi dan kondisi belajar. Maka rencana pembelajaran yang terbaik adalah yang sesuai dengan kebutuhan kelas Sahabat.
Pernahkan Sahabat Rumah mendengar istilah “Think globally, act locally”?
Mengapa kita perlu berpikir global dan bertindak lokal dalam menyiapkan pembelajaran? Karena rencana pembelajaran yang Sahabat buat akan diterapkan di kelas yang sifatnya lokal, tujuan belajar yang Sahabat hendak capai ditujukan untuk peserta didik di tempat Sahabat mengajar. Namun pemikiran dan wawasan harus dibuka seluas mungkin. Berikut beberapa tips berpikir global bertindak lokal dalam menyiapkan pembelajaran dengan media digital:
1. Perbanyak membaca untuk memperluas wawasan
2. Banyak referensi dapat mengasah kreativitas
3. Sesuaikan kondisi peserta didik dan lingkungan
4. Tidak perlu takut gagal. Lebih baik mencoba
Menteri pendidikan dan kebudayaan memberikan kebebasan atau kemerdekaan bagi guru untuk membuat rencana pembelajaran. Kebebasan ini diartikan sebagai rasa percaya pemerintah kepada guru untuk menyiapkan dan mengelola pembelajaran. Guru harus bisa menjadi sutradara pembelajaran yang baik. Perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan perilaku serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada. Hasil akhir dari proses pengambilan keputusan tersebut adalah tersusunnya dokumen yang dapat dijadiksan acuan dan pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran (Sanjaya, 2015). Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian dan skenario pembelajaran (Rusman, 2017).
Perencanaan pembelajaran dapat dirancang dalam bentuk silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP. Silabus adalah perencanaan pembelajaran jangka panjang, sementara RPP adalah perencanaan pembelajaran jangka pendek. Silabus dapat didefinisikan sebagai “garis-garis besar, ringkasan, ikhtisar, pokok-pokok isi atau materi pelajaran”. Silabus merupakan rancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang pendidikan dan kelas tertentu, sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan, pengurutan, dan penyajian materi kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan dan ciri daerah setempat.
Sementara itu RPP berisi garis besar (outline) apa yang akan dikerjakan oleh guru dan peserta didik selama proses pembelajaran, baik untuk satu kali pertemuan maupun meliputi beberapa kali pertemuan (Rusman, 2017). RPP mencakup: 1) identitas/data sekolah, mata pelajaran, dan kelas/semester; 2) materi pokok; 3) alokasi waktu; 4) tujuan pembelajaran, KD dan indikator pencapaian kompetensi; 5) materi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar; 6) langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan 7) penilaian.
Merdeka belajar dapat diartikan bahwa guru bebas dalam membuat format rencana pembelajaran. Selama dituangkan sesuai norma dan dapat dipahami untuk dilaksanakan, maka tidak ada yang salah dengan dokumen rencana pembelajaran tersebut.
Mendikbud Nadiem Makarim menerbitkan Surat Edaran Nomor 14 tahun 2019 yang isinya menyatakan bahwa guru boleh menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 1 lembar. Hal itu bertujuan untuk meringankan tugas guru, karena selama ini guru banyak mengeluh dengan kewajiban menyusun RPP yang jumlahnya belasan bahkan berpuluh-puluh halaman. Tentunya hal ini membawa angin segar bagi guru dalam penyederhanaan tugasnya dalam membuat RPP. Namun penyederhanaan ini tidak menghilangkan esensi dari RPP itu sendiri.
Pemanfaatan media digital tidak dapat dilepaskan dari pembelajaran. Di masa pandemi covid-19 ini terjadi migrasi besar-besaran penggunaan media digital dalam melayani pendidikan siswa belajar dari rumah.